"Udah ngga lentur nih!"
Jleb. Itu kalimat bercitarasa sembilu. Sebagai perempuan aktif di umur produktif, hati kecil ngga mau terima kalau pinggang ini oleh seorang tukang pijet di vonis "tidak lentur".
"Pak, kan aku suka lari
10K", aku membela diri.
"Kapan terakhir?"
Wakwaw! Iya kapan terakhir ya? Hehe
"Pak, tapi kan aku banyak jalan waktu keliling Jogja, Malang, Bali, Lombok 6 bulan yang lalu. Belum lagi naik gunung Bromo, Ijen, ama Gede juga sekitar 6 bulan lalu."
"Olahraga itu ngga menjamin bikin sehat. Ngga ada hubungannya. Tapi setidaknya bikin badan bugar dan lentur. Nah klo mau lentur, ya jangan sesekali dan balas dendam. Kayak misalnya: Ahhh, pokoknya kali ini maen bulutangkis ampe mandi keringat. Ahhh, pokoknya sekarang mau maen futsal sampe maksimal. Atau ahhhh hari ini harus jogging 10K tapi terus absen 6 bulan ke depan. Wah itu sih bakal babak belur. Dan yang ada bukannya sehat. Malah uratnya sakit smua karena kaget. Olahraga ngga usah yang mahal-mahal. Cukup jalan kaki atau stretching sekitar 20 menit tiap hari juga cukup. Yang penting kuncinya HARUS RUTIN dan BERTAHAP".
Wakwaw! Iya kapan terakhir ya? Hehe
"Pak, tapi kan aku banyak jalan waktu keliling Jogja, Malang, Bali, Lombok 6 bulan yang lalu. Belum lagi naik gunung Bromo, Ijen, ama Gede juga sekitar 6 bulan lalu."
"Olahraga itu ngga menjamin bikin sehat. Ngga ada hubungannya. Tapi setidaknya bikin badan bugar dan lentur. Nah klo mau lentur, ya jangan sesekali dan balas dendam. Kayak misalnya: Ahhh, pokoknya kali ini maen bulutangkis ampe mandi keringat. Ahhh, pokoknya sekarang mau maen futsal sampe maksimal. Atau ahhhh hari ini harus jogging 10K tapi terus absen 6 bulan ke depan. Wah itu sih bakal babak belur. Dan yang ada bukannya sehat. Malah uratnya sakit smua karena kaget. Olahraga ngga usah yang mahal-mahal. Cukup jalan kaki atau stretching sekitar 20 menit tiap hari juga cukup. Yang penting kuncinya HARUS RUTIN dan BERTAHAP".
Ahhhhh HARAHAP! Pikirku. HArus Rutin dan bertAHAP. Aarggghhhh dua kata terakhir terdengar menyebalkan tapi entah mengapa terasa benar. Mungkin karena dua hal itu adalah kelemahanku. Sebagai freelancer bertahun-tahun aku tidak terbiasa dengan sesuatu yang rutin. Setiap pekerjaan berbeda. Dan justru alasan terbesar yang mengantarkan aku menjadi freelancer adalah KEDINAMISAN. Terngiang kata sakti dari sang idolaku Paolo Coelho: "If you think adventure is dangerous, try routine it's lethal." Jadi pekerjaanku terkadang dengan penuh tantangan banyak menumpuk sampai gaya sok sibuk melebihi RI 1. Atau malah santai melebihi anak pantai. Bertahap? Hmmmm. Kata yang udah lama juga tidak dicerna. Karna pekerjaanku (tampak) tidak ada tahapannya. Setiap proyek kerja punya ritme dan gejolak dan sensasinya tersendiri, terlepas dari apa yang dimaksud dengan tinggi atau rendahnya "tahap" disini.
Ahhhh, banyak alasan!!!! Ego memang selalu pintar cari pembenaran. Karena jauh dilubuk hati, ada yang bilang kalau tak terbayang jika matahari sesuka-suka hati datang dan pergi demi jiwanya yang petualang. Atau karena "mau beda ajah" dari rambutan lainnya maka tanpa alasan pohon rambutan berbuah durian. Atau jantung berhenti berdegup karena "bosen bangetttt puluhan tahun kerjaan gue gitu-gitu aja kayak mayat hidup" *heh?*
Alam ada dalam keteraturan yang rutin dan bertahap. Begitu juga tidak ada seorangpun yang terlahir dengan ketrampilan. Hanya bermodal bakat, kerutinan berlatihlah yang menghasilkan. So it's not routine that kills. Boredom does. Mungkin bahkan seorang Paolo Coelho pun harus kembali belajar lebih banyak lagi dari alam apa arti rutin dan bertahap. Dan tentang seberapa besar artinya aturan dan keteraturan.
"Seringkali hati kecil kita tahu kok apa yang harus dilakukan. Dan hati kecil kita tahu banyak jawaban. Tapi suka terkalahkan dengan rasa malas. Rasa malas itu harus dilawan."
Danggg, suara tukang pijat lagi-lagi memecah kesunyian dan memecah hati sanubari. Ya rasa malas dan pembenaran, pikirku lagi. Wah, profesi memijat tuh benar-benar bisa membawa kebijaksanaan ya? Semoga bisa ditularkan pada yang dipijat.
Manusia memang kadang hanya perlu diingatkan. Untungnya kali ini aku diingatkan hanya lewat pinggang kaku dan tukang pijat berusia awal 50-an.
So, demi pinggang lentur dan hidup yang (secara fisik dan mental) lebih sehat...OK let's do it! Bye (false) adventure..hello routine, whatever routine it is! Dan aku yakin, kerutinan kali ini akan penuh petualangan!
No comments:
Post a Comment